Skip to main content

5 Kiat Jaga Payudara Sehat & Indah

PERNAHKAH menyadari berapa banyak orang di sekitar Anda yang menderita kanker payudara? Secara keseluruhan, kini jumlahnya semakin banyak.

Kanker payudara adalah kanker paling umum yang dihadapi wanita. Wanita dengan pengetahuan kesehatan yang luas dan tampaknya berperilaku hidup dengan sangat baik, tetap bisa mendapatkan kanker. Nyatanya, ada beberapa hal yang tidak bisa kita kendalikan, seperti riwayat kesehatan keluarga. Para ilmuwan memprediksi bahwa lebih dari seperempat risiko kanker payudara adalah karena faktor riwayat keluarga.

Kalau kanker sudah menyerang, payudara tidak hanya bermasalah secara kesehatan, tapi juga segi estetiknya. Kanker payudara yang tak segera ditangani menjadikan sel-sel yang menyebar semakin menggerogotinya. Anda tentu tak ingin ini terjadi pada Anda, kan?



Sangat jelas bahwa makan sehat adalah bagian dari tip yang mendukung kesehatan payudara Anda. Jadi, apa yang sebaiknya kita lakukan (atau tidak kita lakukan) untuk menurunkan risiko diri terhadap kanker payudara? Berikut ulasannya untuk Anda, seperti dilansir Eating Well dari para ahli kanker dan ahli gizi.

Jauhi alkohol

Bisa dikatakan, sebagian besar penelitian terkait pencegahan kanker payudara dan diet tidak meyakinkan, menurut Laurence Kolonel MD PhD, direktur program epidemiologi di Pusat Penelitian Kanker Hawaii. Namun, salah satu faktor terkuat adalah minuman beralkohol.

"Bahkan konsumsi satu gelas sehari meningkatkan risiko kanker payudara," katanya.

Mengonsumsi alkohol dalam jumlah moderat memiliki manfaat untuk penyakit jantung—dan penyakit jantung membunuh wanita jauh lebih banyak daripada kanker—, tapi Anda perlu menimbang keinginan untuk minum. Apalagi, jika Anda memiliki faktor risiko lain untuk kanker payudara.

Pertimbangkan untuk membatasi diri minum satu gelas sehari, karena selebihnya tidak akan memberi manfaat bagi jantung. Jika Anda memiliki riwayat keluarga kanker payudara, sebaiknya hindari alkohol sama sekali.

Jaga tubuh tetap proporsional

Sebuah artikel yang baru-baru ini diterbitkan jurnal Cancer menemukan bahwa salah satu cara yang paling penting untuk mengurangi risiko kanker payudara adalah menghindari kenaikan berat badan. Ini berarti menyeimbangkan pola makan yang sehat dengan rutin olahraga.

Penelitian juga menunjukkan bahwa jika Anda kelebihan berat badan, pengurangan sekian kilogram sebelum usia 45 tahun dapat mengurangi risiko kanker payudara setelah menopause. Bahkan jika usia Anda telah melewati 40-an, mengelola berat badan melalui olahraga akan sangat membantu.

Kanker payudara adalah kanker paling
umum yang dihadapi wanita
Sebuah studi pada lebih dari 100.000 wanita melaporkan bahwa mereka yang melakukan olahraga teratur memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara daripada yang tidak melakukannya. Olahraga dapat membantu menurunkan kadar hormon yang terlibat dalam kanker payudara. Sebaiknya, berkomitmen untuk olahraga teratur, jika Anda belum melakukannya.

Konsumsi lemak secara moderat

Women's Intervention Nutrition Study (WINS)—memfokuskan percobaan klinis pada wanita postmenopause dengan kanker payudara tahap awal—menemukan bahwa mereka yang mengikuti diet rendah lemak secara signifikan mengurangi risiko kanker datang kembali. Mereka juga kehilangan rata-rata sebesar 2 kg setelah tahun pertama mengidap kanker.

Karena berat badan dihubungkan dengan kekambuhan kanker payudara dan tingkat kelangsungan hidup lebih rendah, bisa jadi manfaat utama diet rendah lemak adalah mendorong penurunan berat badan. Karena itu, perhatikan asupan lemak untuk membantu mencegah Anda dari kenaikan berat badan. Atau dengan kata lain, dapat menjadi strategi melawan kanker.

Makan kacang-kacangan

Di negara-negara seperti China dan Jepang di mana makanan olahan kacang kedelai umumnya dikonsumsi, kasus kanker payudara termasuk paling rendah di dunia. Salah satu analisis dari 18 studi menemukan bahwa mengonsumsi makanan olahan kacang kedelai, seperti tofu, tahu, dan tempe, akan sedikit menurunkan risiko kanker payudara.

Tapi, Laurence mengingatkan, jangan tergoda untuk mengonsumsi suplemen kedelai yang dijual di pasaran. Dosis tinggi phytoestrogen yang ditemukan dalam suplemen kedelai dapat berperilaku seperti estrogen dalam tubuh, menyebabkan perubahan sel-sel payudara yang berpotensi menyebabkan kanker. Wanita yang hidup dengan kanker payudara dan wanita yang berisiko tinggi kanker payudara harus menghindari suplemen kedelai.

Makan banyak sayuran dan buah-buahan

Hasil penelitian yang menilai apakah buah-buahan dan sayuran dapat melawan kanker payudara dirasa mengecewakan, tetapi "diet yang kaya buah-buahan dan sayuran cenderung lebih rendah kalori. Dan, dapat membantu menjaga tubuh Anda dalam melawan kanker dan tetap sehat," tukas Laurence.

Cheryl Rock PhD RD, yang mengkoordinasikan Women’s Healthy Eating and Living Study (WHEL) di University of California, San Diego, menemukan bahwa wanita yang makan sedikitnya lima porsi sayuran dan buah-buahan setiap hari (bersama dengan berjalan cepat 30 menit per hari) mengurangi risiko kematian akibat kanker payudara hingga 50 persen.

"Yang utama, berat badan proporsional. Jika wanita tidak mampu menurunkan berat badan, tapi makan banyak buah-buahan dan sayuran serta olahraga, mereka masih dapat menurunkan risiko kanker dan kekambuhannya," tegasnya.


(ftr)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.