Skip to main content

Penyebab Batuk Kronis

Jika Anda wanita dan kerap mengidap batuk kronis, cobalah cek kadar zat besi Anda. Siapa tahu Anda kekurangan. Apa hubungannya? Studi terbaru yang dilakukan para peneliti di Italia mengindikasikan sejumlah wanita pengidap batuk kronis ternyata juga mengalami defisiensi besi. Di samping obat batuk, mereka juga membutuhkan suplemen zat besi untuk mengatasi batuk yang membandel.

Studi yang dipresentasikan pada temu ilmiah The American College of Chest Physician di Chicago tersebut mengungkapkan, defisiensi besi mungkin menjadi jawaban terhadap banyaknya kasus batuk kronis pada wanita sehat dan tidak merokok.

"Uji coba yang dilakukan terhadap wanita pengidap batuk kronis dan defisiensi besi menunjukkan bahwa pemberian suplemen besi mampu mengurangi keluhan batuk," ujar Dr Caterina Bucca dan koleganya dari Universitas Turin.

Bucca menambahkan, kasus batuk kronis yang tidak jelas penyebabnya cenderung lebih banyak terjadi pada wanita ketimbang pria. Padahal, defisiensi besi juga lebih sering dialami wanita, terutama saat hamil dan menstruasi. Bucca dan timnya kemudian menggabungkan dua kondisi tersebut dan mencari tahu keterkaitan antara keduanya. Sebagai tambahan, fungsi imunitas juga dapat terpengaruh defisiensi besi, yang diindikasikan dengan level besi yang rendah atau terkadang langsung merujuk pada anemia.

Bucca dan koleganya meneliti 16 wanita pengidap batuk kronis. Ke-16 wanita itu sebetulnya memiliki fungsi paru-paru yang normal, tanpa gejala asma ataupun gangguan pernafasan lain, serta tidak ada bukti adanya gastroesophageal reflux disease (GERD), yang bisa memicu timbulnya batuk. Namun, ke-16 wanita itu punya kesamaan kondisi, yakni kekurangan zat besi. Selain itu, juga terdapat pembengkakan yang memerah dibagian belakang mulut akibat peradangan selaput mukosa. Pita suara mereka juga sangat sensitif sehingga sangat mudah terbatuk atau mengalami sesak, misalkan setelah tertawa terbahak-bahak.

Bucca kemudian memberikan suplemen besi untuk meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh mereka. Setelah dua bulan, mereka diminta memeriksakan dirinya lagi.

Selepas pemberian suplementasi besi, masalah batuk dan peradangan di mulut dan pita suara pun teratasi. "Saya mendapati bahwa hipersensitivitas juga hampir tidak ada lagi pada para wanita tersebut," ujar Bucca.

Bucca memberikan alasan, mengingat zat besi membantu mengatur produksi protein dalam sistem kekebalan tubuh yang turut mengontrol peradangan, maka defisiensi besi mungkin membuat saluran udara bagian atas lebih mudah meradang, yang akhirnya memicu terjadinya batuk kronis. Dia berencana mengkaji lebih jauh, tapi dia tetap menyerankan para dokter yang menangani pasien wanita pengidap batuk kronis untuk mengecek kadar zat besinya. Siapa tahu defisiensi besi juga.

Sumber: OkeZone.com

Comments

Popular posts from this blog

Obat Penurun Kadar Kolesterol Alami

Mungkin kini Anda sedang dipusingkan dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Untuk mengatasinya, coba konsumsi bahan alami yang terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cepat, yaitu plant stanol ester (PSE).  Gaya hidup dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting dalam memengaruhi kadar kolesterol darah. Semakin baik kebiasaan dan kualitas makanan Anda sehari-hari, tentu makin terjaga pula keseimbangan kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Diketahui, kadar kolesterol dalam tubuh yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Penyakit yang paling sering ditemui akibat kolesterol tinggi adalah penyakit jantung, hipertensi, dan stroke. Dan, harus dicatat, kolesterol tinggi tidak hanya dialami seseorang yang menderita kelebihan berat badan. Walaupun dengan berat badan normal, bisa saja mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Sebenarnya, kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membentuk dinding sel, membuat hormon dan vitamin D. Salah satu jenis...

Tanya Jawab Tentang Anak

SEMAKIN besar, ada saja ulah anak yang bikin Moms kagum sekaligus kalang kabut. Tak jarang Moms berucap, “Wow, anakku hebat!”, kali lain “Aduh, wajar nggak sih ini? atau “Kenapa begini... terus harus bagaimana dong?”. Nah, segala pertanyaan soal tumbuh kembang si 1 – 2 tahun yang Moms lemparkan ke redaksi, telah dijawab secara khusus oleh dr. Mas Wishnuwardhana Widjanarko, SpA, M.Si. Med, Dokter Spesialis Anak dari RS Hermina Grand Wisata dan Global Awal Bros Hospital, Bekasi. Yuk, temukan jawabannya! T : Dok, hingga kini anak saya (24 bulan) belum bisa berhenti mengisap jempolnya. Ritual itu dilakukannya pada saat tidur. Biasanya, dia berganti jempol, entah itu jempol kanan atau kiri. Untuk menghilangkan kebiasaan itu, saya mengolesi jempolnya dengan tanaman pahit. Tapi, dia malah ngamuk dan susah tidur. Dok, bagaimana mengatasinya? J : Ibu, coba alihkan perhatian si anak. Misalnya, sebelum tidur, ajaklah dia bermain atau mendongeng.Tapi, kalau cara itu belum ampuh j...

Dementia Alzheimer, Penyakit Gangguan Ingatan Paling Ditakuti

Dementia alzheimer memiliki gejala umum penderita mengalami gangguan daya ingat ringan yang kemudian menjadi gangguan multiple kognitif yang lebih kompleks. Psikiater dari Rumah Sakit Omni Internasional, Alam Sutera Tangerang, dr Andri SpKJ mengatakan, dementia alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang ditandai dengan penurunan dari fungsi memori. "Kesulitan penderita adalah belajar informasi baru dan memanggil informasi yang dipelajari sebelumnya," ucap Andri yang juga Penanggung Jawab Klinik Psikosomatik. Andri menuturkan, penurunan secara nyata juga terjadi pada fungsi intelektual (gangguan bahasa, gangguan melakukan aktivitas motorik, kesulitan dalam mengenal benda, gangguan dalam fungsi eksekutif seperti merencanakan, mengorganisasi, pengabstrakan, dan merangkai tindakan). Keadaan ini mengganggu fungsi pribadi dan sosial individu itu.