Skip to main content

Pascacesar, Masih Bisa Persalinan Normal, Kok!

DULU dipercaya bahwa sekali seorang wanita melakukan cesar, maka
bayi-bayi berikutnya harus dilahirkan melalui proses cesar juga.

Padahal, seiring kemajuan zaman dan berkembangnya teknologi, sudah
banyak wanita yang berhasil melakukan proses persalinan melalui vagina
dengan aman. Istilahnya dikenal dengan sebutan VBAC - Vaginal Birth
After Cesarean (dibaca: vee back).

Syarat VBAC

Menurut dr Fachruddin SPOG dari RSB Duren Tiga, VBAC merupakan pilihan
melahirkan yang cukup aman. Sejauh ini peluangnya masih besar
sepanjang tidak ada alasan lain yang membahayakan persalinan yang
sedang berlangsung.

"Rata-rata kesuksesan VBAC hampir 90 persen. Jadi tidak usah takut
asalkan memenuhi syarat-syarat VBAC," ujarnya.

Syarat VBAC berdasarkan kesepakatan para dokter di Amerika (American
College of Obstetricians and Gynecologist) yaitu :

Operasi cesar tidak lebih dari 1 kali

Tidak ada cacat bekas operasi lain di rahim. Misalnya bekas operasi
pengangkatan miom atau operasi lainnya yang bisa menimbulkan sobekan.

Kesiapan tenaga medis dan peralatannya di rumah sakit jika diperlukan
operasi mendadak (emergency).

Berat bayi harus normal, tidak lebih dari 4 kg

Interval delivery (jarak antara operasi sebelumnya dengan kelahiran
berikutnya) lebih dari 18 bulan. Meski jarak kelahiran tidak
disebutkan dalam kesepakatan tersebut, namun berdasarkan penelitian
dikhawatirkan kemungkinan bahaya sobek rahim (ruptur rahim) bisa 3
kali lebih besar jika interval delivery time kurang dari 18 bulan.
Walaupun itu bukan 'angka mati' tapi para dokter harus memperhitungkan
data tersebut.

Tidak ada kelainan seperti plasenta previa, bayi terlilit tali pusat,
dan sebagainya

Ukuran panggul memenuhi syarat. Panggul harus cukup lebar, dapat
menampung bayi dengan berat antara 2,5-4 kg.

Risiko dari VBAC yang dikhawatirkan adalah sobeknya rahim. Berdasarkan
pengamatan kasus yang ada, angka sobeknya rahim diperkirakan hanya
berkisar satu persen. Kalau wanita tersebut sudah pernah melakukan
persalinan vagina biasanya kemungkinan keberhasilan VBAC lebih tinggi
karena sudah terbuka jalan lahir.

Pertimbangan lainnya dalam memutuskan bisa atau tidak melakukan VBAC
adalah jenis sayatan operasi pada rahim saat cesar sebelumnya. Jenis
sayatan haruslah sayatan horizontal pada dinding rahim. Ada beberapa
tipe sayatan yang lebih mudah sobek dibanding sayatan lainnya,
seperti:

1. Sayatan melintang rendah, sayatan dari sisi kiri ke kanan
melintang melalui bagian bawah rahim yang lebih tipis.

2. Sayatan tegak rendah, sayatan dari atas ke bawah melalui bagian
bawah rahim yang lebih tipis.

3. Sayatan tegak tinggi (sayatan klasik), sayatan dari atas ke bawah
melalui bagian atas rahim.

Cesar Zaman Dulu vs Zaman Sekarang

Jenis sayatan klasik memiliki risiko sobek rahim yang lebih besar.
Wanita yang sebelumnya telah melakukan cesar lebih dari satu kali juga
memiliki risiko sobek rahim yang lebih besar. VBAC mungkin bukan
pilihan yang baik untuk mereka.

Namun para pakar dari American College of Obstetricians and
Gynecologist menepis kekhawatiran akan robeknya luka bekas jahitan
operasi jika melahirkan normal. Pasalnya, irisan perut pada operasi
cesar sekarang ini terletak di bagian bawah rahim sehingga tidak
begitu tertekan jika terjadi kontraksi.

Zaman dulu bedah cesar dilakukan dengan sayatan vertikal sehingga
memotong otot-otot rahim di bagian rahim yang mengalami perubahan
besar baik dalam bentuk maupun besarnya. Rahim dalam keadaan tidak
hamil berukuran sebesar telur ayam dan pada kehamilan cukup bulan
menjadi sangat 'melar' sampai bisa menampung bayi seberat kurang lebih
tiga kg, plasenta seberat kurang lebih 600 gram, dan air ketuban
sejumlah kurang lebih satu liter.

Bedah cesar sekarang umumnya melalui sayatan mendatar pada bagian
bawah rahim yang tidak terlalu banyak berubah pada saat penyembuhan
dibandingkan dengan sayatan klasik sehingga rahim lebih terjaga
kekuatannya dan dapat menghadapi kontraksi kuat pada persalinan normal
berikutnya.

Sebelum melakukan VBAC, sebaiknya dokter harus menyampaikan dua hal
penting kepada pasien yaitu:

Kemungkinan sobek adalah 1 persen

Ada kemungkinan pada proses persalinan dibantu alat dari bawah yaitu
vakum. Pasalnya pada akhir proses persalinan usaha mengejan sang ibu
tidak boleh terlalu lama. Semakin lama mengejan maka kemungkinan
sobeknya juga besar.

Boleh Cesar Asal..

Persalinan dengan cesar memang lebih aman untuk beberapa kondisi
seperti BuMil tergolong obesitas, bayi berukuran besar, kelainan letak
pada bayi, panggul sempit, plasenta previa, dan sebagainya. Namun
operasi cesar juga memiliki risiko. Dan semakin sering seorang wanita
melakukan operasi cesar, makin besar pula risiko komplikasi pada
kehamilan berikutnya.

Banyak wanita enggan melakukan persalinan normal lantaran takut didera
rasa sakit yang luar biasa. Menurut dr Fachruddin sebetulnya rasa
sakit itu sifatnya subyektif. Sering kali pasien (dan terutama
keluarga dekatnya) tidak dapat membedakan antara rasa sakit dengan
tanda bahaya. Ini hanya masalah psikologis saja. Belum melahirkan
saja, pasien sudah ketakutan.

Biasanya untuk mengatasi rasa sakit, pasien diberikan suntikan
epidural anestesi atau suntikan penghilang rasa sakit. Cara lainnya
dengan hypno birthing yakni membuat tubuh menjadi rileks. Pasien lebih
dulu diberi pengarahan, kemudian dibawa ke arah alam bawah sadar
sambil mendengarkan musik (yang khas). Lalu diberi sugesti bahwa
melahirkan bukanlah suatu yang menakutkan.

Proses melahirkan adalah proses alamiah yang gerakannya akan muncul
dengan sendirinya sepanjang tubuh sang ibu rileks. Semua sudah diatur,
kalau kita tenang semua akan berjalan dengan lancar. Jadi, tak ada
salahnya mencoba VBAC asalkan konsultasikan lebih dulu dengan dokter
Anda!


(Mom& Kiddie//nsa)
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/01/20/195/416204/pascacesar-masih-bisa-persalinan-normal-kok

Comments

lisma said…
bagaimana dengan saya ya?
saya sekarang sedang menjalani kehamilan ke-3
kehamilan ke-1 (anak ke-1 lahir normal, oktbr 2007, anak sehat)
kehamilan ke-2 (anak ke-2 lahir caesar, nov 2009, anak hidup hanya 6 hari)
Kehamilan ke-3 ini sekarang masuk usia 25 minggu. dari lahiran yg caesar ke kehamilan yg ini berjarak 10 bulan
bekas jahitan bekas caesar tidak terlalu panjang karena anak lahir kecil sekali.
gimana kemungkinannya dg VBAC?

trims
Anonymous said…
mau nanya nie dok..
sekarang saya baru hamil masuk 34minggu.ini adalah anak ke 2 saya.usg kemarin posisi anak masih belum masuk panggul.
yg mau saya tanyakan, saya mau rencana lairan normal stlh yg pertma SC. tp sebelum kehamilan ini saya pernah keguguran. jarak antara saya keguguran dan 'isi' lagi 3bln.
apakah saya msh bisa vbac? resiko apa yg mgkn terjadi dng kondisi saya hbs keguguran td?
thank u..

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.