Skip to main content

Keseleo? Hindari Urut, Lakukan RICE!

SAAT anak tengah senang-senangnya tengkurap, dan melakukan 'atraksi',
keseleo bukan hal yang tak mungkin dialami.

Saat kondisi tersebut dialami, bayi mungil itu pun rewel, tubuhnya
panas dan kakinya dingin. Konon, kondisi itu akibat bayi mengalami
keseleo atau salah urat.

Pernahkah Moms mengalami kejadian serupa? Hmm...coba pertimbangkan
lagi, yakinkah kalau rewelnya bayi Anda itu karena salah urat atau ada
penyebab lainnya?

Cedera Otot

Memang risiko keseleo atau salah urat bisa terjadi pada si kecil,
apalagi jika dia tergolong bayi yang aktif bergerak. Namun sekali
lagi, jangan asal mengambil keputusan bahwa jika si kecil rewel, itu
artinya dia mengalami salah urat. Justru, hal itu musti diselidiki
secara medis. Biasanya ada riwayat trauma atau cedera yang mendahului.

Diakui dr Isabella Riandani, Sp.A, agak sulit mencari padanan keseleo
atau salah urat dalam bahasa kedokteran.

"Yang dikenal dalam istilah medis adalah muscle sprain atau muscle
strain (cedera otot). Muscle sprain merupakan ligamen-jaringan elastis
yang menghubungkan tulang-teregang lebih dari kemampuan regangannya.
Umumnya, terjadi pada pergelangan kaki, lutut, dan siku. Ada pula
istilah muscle strain dimana otot atau tendon yang menghubungkan
tulang merenggang atau sobek. Biasanya kondisi ini terjadi tiba-tiba
atau akumulasi dari waktu ke waktu. Muscle strain ini 'menyerang' otot
leher, punggung, paha dan betis, hingga sebabkan kekakuan otot,"
terangnya panjang lebar.

Panas Belum Tentu Keseleo!

Sesungguhnya, badan panas dan kaki dingin dijadikan sebagai tanda bagi
bayi yang mengalami keseleo atau salah urat hanyalah sebuah mitos.
Hingga kini, kondisi itu belum bisa dibuktikan dalam dunia kedokteran.
Pasalnya, jika si kecil dalam kondisi demam atau panas, biasanya
bagian kaki akan terasa dingin. Jadi, bisa saja ada hal lain yang
tidak beres dalam tubuhnya, misalnya, tumbuh gigi, infeksi dan
sebagainya. Pastikan dulu penyebab panasnya! Dan sebaiknya, periksakan
si kecil ke dokter.

Kenali Tandanya!

Selain itu, ada baiknya Moms juga memperhatikan apa yang terjadi jika
bayi mungil Anda mengalami cedera otot. Pada kejadian muscle sprain
dan strain bisa timbul memar bila pembuluh darah pecah. "Namun, kalau
muscle sprain cenderung menyebabkan pembengkakan. Sedangkan, muscle
strain tidak muncul pembengkakan, kecuali terkena benturan keras,"
imbuh Dokter yang berpraktik di RS Mitra Kelapa Gading ini.

Segera Periksa ke Dokter

Moms, coba perhatikan apabila si kecil tampak kesakitan atau tangan
kakinya agak sulit digerakkan, bawalah dia ke ruang gawat darurat.
Mungkin saja dia mengalami patah tulang. "Dokter akan melakukan X-ray
untuk memeriksa adakah tulang yang patah. Bila tidak ada, mungkin
nyeri terjadi hanya karena cedera otot," ujar dr. Isabella, Sp.A.

Kalau Moms memang sudah yakin sang buah hati mengalami cedera,
tetaplah periksakan dia ke dokter untuk mengetahui seberapa parah
cedera tersebut. Bila dianggap tidak parah, pengobatan bisa dilakukan
di rumah.

Tapi ingat Moms, mengobati di rumah bukan berarti pergi ke tukang urut
bayi atah bahkan mengurut SENDIRI bayi yang kena cedera otot. Hal itu
sebaiknya dihindari untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan.

Pengobatan yang dapat dilakukan di rumah adalah melakukan RICE (Rest,
Ice, Compression, and Elevation), yakni:

Rest (Istirahat)

Istirahatkan bagian yang sakit, bengkak atau kurang nyaman.

Ice (Es)

Terapi dingin dengan es batu yang dibungkus dengan handuk tipis.
Letakkan es batu sembari digerakkan pada area tubuh yang trauma selama
5-10 menit untuk mengecilkan pembuluh darah, sehingga mengurangi
terjadinya perdarahan.

Compression (Kompresi)

Bebat daerah yang bengkak dengan perban elastis. Usahakan jangan
terlalu rapat membungkusnya agar tidak menghalangi sirkulasi darah.

Elevation (Elevasi)

Angkatlah bagian yang bengkak atau sakit lebih dari jantung.
Tujuannya, mengurangi pembengkakan dengan mengalirkan kelebihan
cairan.

Pertolongan Pertama Cedera

- Lakukan Rest, Ice, Compression, and Elevation (RICE).
- Upayakan agar RICE dilakukan selama 24-48 jam. Ulangi kegiatan RICE
tiga kali sehari dalam waktu 1-2 hari.
- Biasanya cedera otot menyebabkan nyeri. Moms dapat memberikan obat
pereda nyeri anti-inflamasi, ibuprofen, misalnya.
- Kadang-kadang cedera otot dapat menimbulkan panas. Mengapa? Karena
setelah trauma ada sel-sel radang yang lepas yang menyebabkan demam.
Nah, Moms bisa memberikan obat penurun panas, seperti paracetamol.
- Bila rasa sakit dan bengkak sudah hilang, cobalah aktifkan kembali
bagian yang mengalami trauma.

Cegah si Kecil Dari Cedera Otot

Walaupun kasus cedera otot ini terbilang jarang pada bayi dan balita,
sebaiknya Moms melakukan pengawasan terhadap aktivitas si kecil.

* Pastikan area bermain anak itu aman. Jauhkan dari barang-barang
keras dan tajam.
* Bila bayi menggunakan alas, gunakan alas yang agak keras dan tidak
mudah bergerak.
* Segera keringkan lantai yang basah supaya tidak terpeleset saat bermain.
* Pada bayi yang sedang belajar berjalan, pegang tangan anak jangan
terlalu tinggi.

(Mom& Kiddie//nsa)
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/01/20/195/416219/keseleo-hindari-urut-lakukan-rice

Comments

Popular posts from this blog

Obat Penurun Kadar Kolesterol Alami

Mungkin kini Anda sedang dipusingkan dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Untuk mengatasinya, coba konsumsi bahan alami yang terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cepat, yaitu plant stanol ester (PSE).  Gaya hidup dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting dalam memengaruhi kadar kolesterol darah. Semakin baik kebiasaan dan kualitas makanan Anda sehari-hari, tentu makin terjaga pula keseimbangan kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Diketahui, kadar kolesterol dalam tubuh yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Penyakit yang paling sering ditemui akibat kolesterol tinggi adalah penyakit jantung, hipertensi, dan stroke. Dan, harus dicatat, kolesterol tinggi tidak hanya dialami seseorang yang menderita kelebihan berat badan. Walaupun dengan berat badan normal, bisa saja mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Sebenarnya, kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membentuk dinding sel, membuat hormon dan vitamin D. Salah satu jenis...

Tanya Jawab Tentang Anak

SEMAKIN besar, ada saja ulah anak yang bikin Moms kagum sekaligus kalang kabut. Tak jarang Moms berucap, “Wow, anakku hebat!”, kali lain “Aduh, wajar nggak sih ini? atau “Kenapa begini... terus harus bagaimana dong?”. Nah, segala pertanyaan soal tumbuh kembang si 1 – 2 tahun yang Moms lemparkan ke redaksi, telah dijawab secara khusus oleh dr. Mas Wishnuwardhana Widjanarko, SpA, M.Si. Med, Dokter Spesialis Anak dari RS Hermina Grand Wisata dan Global Awal Bros Hospital, Bekasi. Yuk, temukan jawabannya! T : Dok, hingga kini anak saya (24 bulan) belum bisa berhenti mengisap jempolnya. Ritual itu dilakukannya pada saat tidur. Biasanya, dia berganti jempol, entah itu jempol kanan atau kiri. Untuk menghilangkan kebiasaan itu, saya mengolesi jempolnya dengan tanaman pahit. Tapi, dia malah ngamuk dan susah tidur. Dok, bagaimana mengatasinya? J : Ibu, coba alihkan perhatian si anak. Misalnya, sebelum tidur, ajaklah dia bermain atau mendongeng.Tapi, kalau cara itu belum ampuh j...

Dementia Alzheimer, Penyakit Gangguan Ingatan Paling Ditakuti

Dementia alzheimer memiliki gejala umum penderita mengalami gangguan daya ingat ringan yang kemudian menjadi gangguan multiple kognitif yang lebih kompleks. Psikiater dari Rumah Sakit Omni Internasional, Alam Sutera Tangerang, dr Andri SpKJ mengatakan, dementia alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang ditandai dengan penurunan dari fungsi memori. "Kesulitan penderita adalah belajar informasi baru dan memanggil informasi yang dipelajari sebelumnya," ucap Andri yang juga Penanggung Jawab Klinik Psikosomatik. Andri menuturkan, penurunan secara nyata juga terjadi pada fungsi intelektual (gangguan bahasa, gangguan melakukan aktivitas motorik, kesulitan dalam mengenal benda, gangguan dalam fungsi eksekutif seperti merencanakan, mengorganisasi, pengabstrakan, dan merangkai tindakan). Keadaan ini mengganggu fungsi pribadi dan sosial individu itu.