Skip to main content

Bengkak saat Hamil Bisa Menjadi Indikator Preeklampsia

Indikator Preeklampsia 
JIKA kaki Anda bengkak pada saat hamil, itu wajar. Tapi jika pada saat kaki Anda bengkak dan Anda pusing atau sakit kepala, Anda harus berhati-hati. Bisa saja Anda terkena preeklampsia atau yang biasa disebut dengan keracunan kehamilan. Jika tidak diatasi, preeklampsia bisa berakibat fatal. Apa sebetulnya penyebab penyakit ini? Bagaimana pula cara pengobatannya?

Menurut dr Otamar SpOG, ahli kandungan dari Rumah Sakit MMC, preeklampsia atau keracunan kehamilan adalah kumpulan suatu gejala. Ibu hamil mana pun akan dapat mengalami preeklampsia. Tapi yang lebih berisiko adalah ibu hamil yang baru pertama kali hamil, ibu dengan kehamilan bayi kembar, ibu yang menderita diabetes, yang punya hipertensi sebelum hamil, yang memiliki masalah dengan ginjal, dan yang hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun. Ibu, yang pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan besar mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya atau mungkin juga tidak.

Sayangnya, sampai saat ini penyebab preeklampsia masih merupakan misteri. "Orang banyak yang menduga berkaitan dengan teori. Ada prostaglanden, ada teori urine, ada juga yang berkaitan dengan pengentalan darah karena bisa mengakibatkan tekanan darah tinggi dan merusak dinding kapiler pembulu darah sehingga terjadi kebocoran dan proteinnya jadi ketarik," ungkap dr Otamar.



Kondisi preeklampsia sangat kompleks dan sangat besar pengaruhnya terhadap ibu maupun janin. Gejalanya sendiri dapat dikenali melalui pemeriksaan kehamilan yang rutin. Preeklampsia sendiri biasanya muncul pada trimester ketiga kehamilan, tapi bisa juga muncul pada trimester kedua. Gangguan ini, sekitar 7 persen, bisa berupa gangguan ringan maupun parah.

Secara klinis, gejala preeklampsia sendiri ditandai dengan penemuan tekanan darah yang tinggi maupun peningkatan tekanan darah daripada biasanya. Itu merupakan salah satu hal terpenting untuk menentukan apakah seorang ibu hamil mengalami preeklampsia atau tidak. Preeklampsia sendiri terbagi atas tiga. Preeklampsia ringan, sedang, maupun berat. Bila seorang terkena darah di atas 160/110 mlHg itu disebut preeklampsia berat dengan disertai tiga gejala yang tadi," terang dr Otamar.

Selain tekanan darah, gejala yang lain adalah bengkak. Bengkak ini dapat dengan mudah dikenali di daerah kaki dan tungkai. Pada keadaan yang lebih berat muncul bengkak di seluruh tubuh. Pembengkakan ini terjadi akibat pembulu kapiler yang bocor sehingga air yang merupakan bagian dari sel merembes keluar dan masuk ke dalam jaringan tubuh dan tertimbun di bagian tersebut. Terdapatnya kadar protein yang tinggi dalan urin juga merupakan gangguan ginjal. Gejala preeklampsia ringan dapat menunjukkan angka kadar protein urin lebih tinggi daripada 500 mb per 24 jam. Sementara itu, yang terparah dapat mencapai angka 5 gram dalam 24 jam. Pengeluaran urin sendiri pun kurang dari 400 ml per 24 jam.

"Biasanya pada usia kehamilan 5 bulan, tapi paling sering menjelang kehamilan. Terjadi preeklampsia pada saat hamil, proses persalinan dan setelah persalinan. Normalnya, orang setelah melahirkan itu tensi turun. Tapi kalau setelah melahirkan tensi malah meningkatkan, itu bahaya," lanjut dr Otamar.

Jika terkena preeklampsia, ada beberapa organ tubuh yang ikut terkena, antara lain otak, di mana terjadi pembengkakan di otak sehingga timbul kejang dengan penurunan kesadaran. Itulah yang biasa disebut dengan preeklampsia. Dapat pula terjadi pecahnya pembuluh darah dari otak akibat hipertensi. Selain itu, dapat pula menyerang paru-paru sehingga terjadi pembengkakan yang kemudian menyebabkan sesak napas yang hebat dan bisa berakibat fatal.

Janin yang dikandung oleh ibu hamil yang terkena preeklampsia akan hidup dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen di bawah normal. Keadaan ini bisa terjadi karena pembulu darah yang menyalurkan darah ke plasenta menyempit karena buruknya nutrisi. Dengan demikian, pertumbuhan janin akan terhambat sehingga berat badan bayi yang lahir rendah. Atau bisa juga janin dilahirkan dalam hitungan kurang bulan (prematur) dan biru pada saat dilahirkan (asfiksia).

Pada penderita preeklampsia yang berat, janin harus segera dilahirkan. Ini dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu tanpa melihat apakah si janin sudah dapat hidup di luar rahim atau tidak. Tapi adakalanya keduanya tak bisa ditolong. Oleh karena itu, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter. Minimal setiap bulan pada kehamilan awal dan seminggu sekali menjelang kelahiran.

Untuk penyakit yang satu ini, cara pengobatannya tergantung pada gejala yang dihadapinya. Jika yang dialami adalah tekanan darah tinggi, sesegera mungkin tekanan darah diturunkan. Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus membuat jantung bekerja ekstrakeras, yang pada akhirnya mengakibatkan kerusakan pembulu darah pada jantung, ginjal, otak, dan mata. Jika tekanan darah tinggi itu tidak segera diatasi, bisa muncul masalah atau kasus-kasus yang lebih serius, bahkan bisa menyebabkan kematian. Jika preeklampsia karena kebocoran, yang harus dilakukan adalah menjalankan diet dengan mengurangi konsumsi garam dan makanan berkolesterol.

Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat, yakni diuretic atau tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasiz (Furosemide). Juga dapat digunakan Beta-blockers (Atenolol Tenorim), Capoten (Captopril). Obat ini dapat dikonsumsi dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar pembulu darah (vaso dilatasi).


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.