Skip to main content

Cerdas Deteksi & Tangani Alergi Makanan pada Bayi

Sama seperti orang dewasa, terkadang bayi mengalami alergi terhadap jenis makanan tertentu. Para orangtua harus memerhatikan secara saksama agar buah hati terhindar dari reaksi alergi.

Mengetahui gejala dan penanganan terhadap reaksi alergi pada bayi, Dr Soedjatmiko SpA(K) Msi selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang dan Magister Sains Psikologi Perkembangan akan berbagi tip untuk Anda.


Apa saja gejala bayi alergi atau intoleran terhadap makanan?

  1. Mencret, kembung, kotoran bayi lebih cair dan buang air lebih sering dari biasanya, tetapi tidak disertai lendir atau darah.
  2. Bayi lebih rewel karena rasa tidak nyaman pada perut (kembung, mulas).
  3. Gatal, biduran, atau eksim pada kulit.



Apa yang harus dilakukan bila bayi alergi terhadap makanan?
Segera hentikan pemberian makanan tersebut. Untuk meyakinkan makanan tersebut yang menimbulkan gejala, dapat coba diberikan lagi selang beberapa hari. Bila timbul gejala yang sama, kemungkinan besar makanan tersebut penyebab alerginya.


Apa yang harus dilakukan jika ada riwayat alergi pada bayi?

  1. Tunda pemberian makanan yang sering menimbulkan reaksi alergi, misalnya putih telur, ikan laut, dan kacang tanah yang sebaiknya dikonsumsi setelah usia 9 bulan, sedangkan susu sapi diberikan sesudah usia 1 tahun.
  2. Pada bayi yang sudah terbukti alergi, sebaiknya tunda pemberian telur setelah usia 2 tahun, sementara kacang tanah, ikan laut, dan kerang-kerangan diberikan setelah usia 3 tahun.
  3. Makanan berbahan tepung beras atau tepung kacang hijau dapat dimulai konsumsinya dengan menambahkan ASI, air, atau susu formula.
  4. Jika menggunakan susu formula, perhatikan apakah bayi alergi terhadap susu sapi. Jika alergi, larutkan dengan susu formula khusus untuk alergi susu sapi.
  5. Ketika bayi sudah boleh mengonsumsi protein, pilih sumber protein yang paling jarang menimbulkan reaksi alergi, yaitu yang berasal dari unggas atau sapi, dan protein nabati dari kacang-kacangan seperti kacang merah.



Apa yang harus dilakukan bila bayi menderita diare?

  1. Tetap berikan ASI maupun makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari.
  2. Berikan cairan oralit khusus untuk bayi sesuai dengan jumlah cairan yang keluar melalui kotoran ataupun muntah.
  3. Sebagai patokan, setiap kali bayi diare diberi oralit bayi sebanyak 100 ml.
  4. Bawa berobat secepatnya bila diare tetap berkelanjutan atau tidak berkurang.




(ftr)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Anonymous said…
Quality content is the crucial to invite the users to visit the site, that's what this web page is providing.

Look into my homepage - http://www.infom.cc/blog/105142/movers-dayton/

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.