Skip to main content

Osteoporosis Bisa Dicegah sejak Dini

BANYAK di antara kita yang belum mengetahui secara benar mengenai osteoporosis. Padahal, hasil analisis data risiko osteoporosis menyebutkan dua dari lima penduduk Indonesia memiliki risiko terkena osteoporosis.

Data yang dipublikasikan pada tahun 2006 tersebut dikumpulkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fonterra Brands Indonesia, yang dilakukan di 16 wilayah. Data tersebut sekaligus menunjukkan angka yang lebih tinggi dari prevalensi dunia—satu dari tiga orang berisiko terkena osteoporosis.

Meski masih banyak orang yang belum paham mengenai penyakit ini, Kementerian Kesehatan RI mencanangkan pada tanggal 20 Oktober sebagai Hari Osteoporosis Nasional yang sudah dimulai sejak tahun 2002. Setiap tahun diadakan berbagai kegiatan sosialisasi berkaitan dengan osteoporosis untuk mengedukasi masyarakat mengenai segala hal yang erat hubungannya dengan osteoporosis. Pada tahun ini tema yang diangkat adalah “Tegakkan Tubuhmu Cegah Osteoporosis”.
Osteoporosis Bisa Dicegah sejak Dini

Osteoporosis adalah penurunan massa tulang secara bertahap seiring dengan bertambahnya usia sehingga meningkatkan risiko kerapuhan dan patah tulang. Kejadian patah tulang ini lebih banyak terjadi pada wanita usia lanjut karena penurunan densitas secara alami setelah menopause. Namun, sebagian besar wanita Indonesia menderita kekurangan 50 persen kalsium harian mereka.

“Padahal, kalsium memiliki peranan penting, mulai proses pembentukan tulang sampai mempertahankan kepadatan tulang,” kata Dr Tanya Rotikan SpKO dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Karena datangnya tanpa gejala, osteoporosis sering kali diabaikan. Tulang dapat menjadi keropos, tanpa mengubah bentuk atau struktur luar tulang tersebut. Namun, daerah dalam tulang menjadi berlubang-lubang sehingga mudah patah. Prosesnya tidak instan dan sering kali tanpa disadari. Tidak heran jika osteoporosis disebut silent disease. Penderitanya tidak akan merasakan gejala berarti pada stadium awal, tetapi diam-diam menghancurkan karena kekuatan tulang semakin turun. Akibat osteoporosis menyebabkan risiko patah tulang menjadi meningkat, terutama patah tulang belakang.

Menurut Dr dr Luthfi Gatam dari Rumah Sakit Fatmawati, di Amerika Serikat satu dari empat patah tulang panggul karena osteoporosis menyebabkan pasien dirawat di tempat perawatan selama jangka waktu panjang dan tidak bisa berjalan tanpa bantuan. Sementara 24 persen berisiko tinggi meninggal dalam satu tahun. Luthfi menyebutkan kondisi di Indonesia tidak jauh berbeda.

Luthfi menuturkan, seorang perempuan selama hidupnya akan kehilangan 40-50 persen massa tulang. Berbeda dengan kaum adam yang akan kehilangan massa tulangnya pada usia yang lebih tua, dan jumlahnya hanya 20-30 persen. “Pada saat hamil dan menyusui, massa tulang wanita akan banyak terambil. Begitu juga menopause ketika hormon estrogen semakin berkurang,” tuturnya.

Karena itu, Dr Tanya menyarankan agar wanita lebih aktif untuk “menabung tulang”.
Kegiatan yang bertujuan mencegah osteoporosis ini dapat dilakukan sampai wanita mencapai usia 30 tahun. Itu karena massa tulang mencapai puncak pertumbuhan dan perkembangannya pada usia tersebut. Lewat dari usia itu, massa tulang akan menurun secara alamiah.

Perlu diketahui, pencegahan osteoporosis ini, bahkan dapat dilakukan sejak anak dalam kandungan. Ibu yang sedang hamil sangat memegang peranan penting dalam pembentukan tulang sang jabang bayi kelak yang dilanjutkan pada usia balita. Selanjutnya usia pencegahan yang paling berarti adalah dari usia 8-16 tahun, ketika terjadi pemadatan tulang dan percepatan tumbuh sewaktu remaja.

Yang berpengaruh dalam hal ini bukan hanya kuantitas tulang, demikian pula dengan kualitas tulang. Saat anak berusia 17 tahun, 91 persen dari massa tulang telah terbentuk, sedangkan sisanya 9 persen akan terbentuk pada usia 20-an tahun. Pada usia 30-an tahun saatnya tinggal mempertahankan massa tulang yang telah terbentuk itu. Tentunya orang tua harus mempertahankan asupan gizi sang anak, terutama antara usia 8-16 tahun.

Pencegahan osteoporosis ada tiga macam, yakni primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer untuk anak-anak, sedangkan pencegahan sekunder dikhususkan bagi orang yang sudah terkena osteoporosis agar tidak sampai patah tulang. Adapun pencegahan tersier bilamana terjadi patah tulang jangan sampai cacat.

Untuk mencegah osteoporosis, sebenarnya tidak sulit. Anda dapat memulainya dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti tidak merokok dan minum alkohol. Lakukan pula latihan fisik yang baik, benar, teratur, dan terukur (BBTT) terutama dengan pembebanan. Adapun untuk mempertahankan massa tulang, terutama perempuan, harus mendapatkan gizi, terutama makanan atau minuman yang mengandung kalsium, termasuk mengonsumsi susu secara teratur. Pilihlah susu yang rendah lemak dan tinggi kalsium.

Selain susu, makanan yang mengandung kalsium terdapat pada sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, keju, yoghurt, ikan teri, dan wijen. Menurut badan kesehatan dunia WHO, kebutuhan kalsium per hari pada usia 19 tahun-65 tahun adalah 1.000 miligram, sementara di atas 65 tahun adalah 1.300 miligram per hari.

Adapun makanan yang harus dihindari adalah makanan yang sifatnya menghambat penyerapan kalsium dalam usus. Di antaranya makanan yang mengandung protein tinggi, soft drink, merokok, minum kopi, dan alkohol.

Masih untuk menabung kalsium, pastikan Anda mendapat paparan sinar matahari yang cukup. “Usahakan berjemur di bawah sinar matahari antara pukul 06.00 - 08.00. Selama 10-15 menit cukup untuk setiap hari,” kata Luthfi. Pencegahan osteoporosis ini perlu mendapat perhatian, khususnya pada generasi muda, sehingga bisa menghindari generasi mendatang yang rentan osteoporosis.




(SINDO//tty)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.