Skip to main content

Stres Dapat Mempengaruhi Kesehatan Jantung

Sebuah hubungan yang dijalin secara buruk dapat memengaruhi kesehatan Anda. Anda boleh tidak percaya, tapi sebuah studi baru menemukan korelasi bahwa stres, permusuhan, marah, dan mempunyai masalah dengan rekan kerja dapat membuat orang lebih berisiko terserang penyakit jantung.

Seperti dilansir Reuters, Senin (12/11/2007) kemarin, studi yang dilaporkan Archives of Internal Medicine menemukan bahwa stres dan sifat permusuhan dapat meningkatkan risiko terserang penyakit jantung. Kemungkinan terkena serangan jantung 34 persen.

"Kondisi jantung seseorang dapat dipengaruhi oleh hubungan intim yang negatif atau bermasalah," tulis para peneliti.

"Kami telah melihat bahwa aspek negatif karena pengaruh sebuah hubungan berasosiasi dengan penyakit jantung koroner," tambah seorang peneliti.

Dalam penelitian lain menyebutkan hubungan sosial yang dijalin dengan baik akan membuat kesehatan seseorang lebih baik. Roberto De Vogli, seorang ahli epidemiologis dari University College London yang memimpin studi penelitian ini mengatakan, pertemanan atau perkawinan yang dijalin secara buruk dapat memengaruhi kesehatan.

Studi penelitian ini dilengkapi dengan kuisioner tentang aspek negatif dari sebuah hubungan. Termasuk di dalamnya mencakup masalah pasangan atau keluarganya.

Dalam penelitian ini dilaporkan, orang yang memiliki kecenderungan sering berkonflik dengan orang di sekitarnya akan berpeluang terserang penyakit jantung atau sesak nafas sebanyak 34 persen.

"Jika Anda berada di antara orang-orang dan lingkungan yang baik, tentu kesehatan Anda juga akan baik. Begitu juga sebaliknya. Jika lingkungan sekitar Anda dipenuhi hal negatif, maka peluang Anda terganggu kesehatannya lebih besar," ujar De Vogli dalam sebuah wawancara via telepon.

Nah, mulai sekarang perbaikilah hubungan Anda dengan orang lain karena suatu hal atau serangan jantung akan mengintai Anda.

Sumber: OkeZone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.