Skip to main content

Perabot Melamin Picu Kanker dan Gagal Ginjal

Meski terlihat menarik dan harganya murah, perabotan rumah tangga
berupa piring dan gelas melamin diduga memiliki efek samping penyakit
kanker dan gagal ginjal.

"Kalau dilihat sekilas memang menarik, tetapi piring dan gelas plastik
melamin ketika dituangi makanan panas akan mengeluarkan gas berbahaya
formalin. Uap gas yang dihirup bisa menyebabkan kanker dan gagal
ginjal bagi manusia," kata Kepala Seksi Bidang Kesehatan dan
Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel, Muhada,
ketika menggelar pemeriksaan terhadap sejumlah makanan dan produk
melamin di Pasar Ciputat, Tangerang, Minggu.

Menurutnya, perabotan melamin tersebut harus digunakan khusus bagi
sajian makanan yang dingin karena tidak akan terjadi penguapan yang
memancarkan gas formalin.

"Perabot rumah tangga sebaiknya dilakukan pemeriksaan oleh BPOM dengan
lebih teliti, karena semakin sering digunakan warga yang tidak
mengetahui apa dampaknya, bisa berdampak negatif bagi kesehatan,"
ungkapnya.

Kendati demikian, pihaknya tidak berwenang menarik perabotan melamin
buatan Golden Dragon yang antara lain dalam bentuk mangkok, piring
ceper, piring legok, dan gelas yang tersebar di Pasar Ciputat, karena
sudah terdaftar di Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

"Piring dan gelas itu tidak bisa ditarik dari peredaran, kita hanya
melakukan pengecekan saja. Kami mengajurkan kepada masyarakat agar
makanan dan minuman yang panas jangan ditiriskan di piring dan gelas
melamin," jelas Suhada.

Sementara Edi Rusdi, penjual perabot tersebut, mengaku setiap bulannya
diantar sekitar enam hingga tujuh lusin dari masing-masing bentuk
perabotan melamin itu oleh rekanan bisnisnya.

"Banyak orang yang membeli piring, gelas dan mangkok melamin. Pembeli
tidak khawatir karena lebih murah dan mudah digunakan," ucap pemilik
toko Harapan Jaya di Pasar Ciputat itu.

Sumber: Kompas.Com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.