Skip to main content

Awas, Melamin Merusak Ginjal!

10 Makanan yang dinyatakan mengandung melamin ditemukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia masih beredar di Jakarta, Rabu (4/3). Sebenarnya seberapa bahaya jika produk ini kita konsumsi?

"Jika kita mengkonsumsi makanan yang mengandung melamin, kita berisiko terkena sakit ginjal," kata Direktur Laboratorium Afiliasi Universitas Indonesia Sunardi.

Kata Sunardi, melamin bersifat residu, sehingga tidak bisa ikut keluar bersama pengeluaran manusia. Justru zat ini akan mengendap di ginjal, membentuk batu ginjal dan pada akhirnya menyumbat saluran kecil di ginjal. Akibatnya berhentinya produksi urin dan gagal ginjal.

Menurut Sunardi melamin bukan bahan campuran makanan. Melamin yang dipermasalahkan ini adalah senyawa organik bersifat basa dengan rumus C3H6N6. Umumnya, zat ini merupakan bahan dasar untuk membuat peralatan rumah tangga, jika sudah berbentuk polimer digunakan untuk pelapis kayu dan bahan dasar cat.

Kenapa bisa dicampur dengan susu? Produsen susu, kata Sunardi, menginginkan produknya berkulitas tinggi dengan biaya rendah. Untuk itu, mereka mencampur susu dengan air. Namun, cara ini membuat kadar protein dalam susu menjadi rendah. Produsen susu mengakali rendahnya protein dengan menambahkan melamin.

Melamin menjadi pilihan karena mengandung 66% Nitrogen, zat penyusun protein. Karena badan pengawas makanan biasanya meneliti produk berbahan baku susu dengan mengecek kandungan proteinnya maka mereka bisa tertipu. Karena, kandungan proteinnya ada dan tinggi, padahal itu dari melamin yang ditambahkan.

Sunardi mengakui dampak melamin ini tidak dirasakan dalam jangka waktu pendek. Tetapi, tetap saja ini tidak bisa dibenarkan dan berbahaya.

"Penggunaannya bukan untuk makanan. Ini sengaja ditambahkan, bukan timbul dari reaksi pencampuran zat. Ini pemalsuan," kata Sunardi. Maka, hatilah-hatilah jika Anda salah satu dari penggemar susu.


Sumber: Kompas.Com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.